PALANGKA RAYA - Keberadaan Tabung Gas Elpiji 3 Kg di tengah - tengah masyarakat Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah saat ini langka dan mahal melebihi harga Standar Pemerintah.
Hal ini tentunya membuat masyarakat dari kelas bawah sangat semakin tertekan dalam memenuhi kebutuhan bahan pokonya, khususnya Gas Elpiji 3 Kg yang disubsidi pemerintah bagi kalangan itu.
Rawannya penyalahgunaan baik dari pihak Distributor ke pangkalan - pangkalan dan pengecer biasa, bisa saja jadi faktor kelangkaan Tabung Gas 3 Kg ditengah masyarakat Kota Palangka Raya sehingga harga Het kebutuhan pokok masyarakat ini menjadi sangat mahal dari harga standar pemerintah.
Ketua DPD Lembaga Perlindungan Konsumen Republik Indonesia (LPK RI) Provinsi Kalimantan Tengah, Abdulah T Jahari, menilai ini ada oknum - oknum memanfaatkan keadaan ini, untuk mendapatkan keutungan dalam hal penyalurannya.
Abdulah, menegaskan agar pemerintah kota Palangka Raya khususnya, harus turun tangan untuk mengatasi kelangkaan Tabung Gas Elpiji 3 Kg dan mengatasi harga yang jauh lebih mahal dari yang telah ditetapkan.
"Pemerintah Kota Palangka Raya harus memperhatikan kondisi ini, karena ini sangat Riskan dalam penyelewengan penyaluran ketengah masyarakat, " kata Ketua LPK RI Kalimantan Tengah, (22/11).
Ditegaskan kembali olehnya, pihak terkait untuk bisa mengevaluasi lagi penyaluran ke masyarakat, kalau perlu dibentuk Satuan Tugas (Satgas) serta Rapat dengar pendapat (RDP) oleh DPRD Kota Palangka Raya.
"Harapan kami dari LPK RI Kalteng, agar pemko Palangka Raya segera membentuk tim khusus menangani permasalahan ini, " tegas Abdulah menutup pembicaraan.
Walikota Palangka Raya, Fairid Nafarin seperti dikutip media ini dari palangkaraya.go.id, memperingatkan para agen, pangkalan hingga pengecer elpiji agar menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp22 ribu. Hal itu menyesuaikan alur distribusi agen ke pangkalan Rp18 ribu per tabung elpiji subsidi 3 kg, sehingga di tingkat pangkalan dipatok HET Rp 22 ribu.
“Kepada agen dan pangkalan elpiji saya ingatkan agar menjual dengan harga sesuai HET, dan pengecer harus diawasi oleh agen dan pangkalan itu sendiri, ” tegasnya.
Fairid menambahkan, jika alasan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik dipakai untuk mematok harga elpiji hingga Rp60 ribu per tabung 3 kg, itu menurutnya tidak masuk akal.
“Kita berhitung saja, dari harga Rp22 ribu, kenaikan harga BBM berapa? Koq sampai Rp 40-60 ribu. Kita berhitung saja di luar logika, ”timpalnya.
Sementara itu, pantau media ini di beberapa lokasi pengecer, bahwa harga Tabung Gas 3 Kg masih bertahan di kisaran harga 40 sampai 45 ribu per tabung.
"Kami hanya dititipkan oleh seseorang dengan harga 35 rb per tabung, " ungkap salah satu pengecer di jalan Simpei Karuhei ini, yang tidak mau disebutkan namanya.
Dia mengungkap juga bahwa dalam setiap Minggu bisa tiga kali diantar tabung gas elpiji 3 Kg, baik menggunakan Mobil L 300 ataupun bisa hanya menggunakan sepeda motor.
Baca juga:
Gempa M 3,5 Getarkan Bukittinggi Pagi Tadi
|