Audit-Berita terbaru menyebutkan bahwa otoritas China tengah menyelidiki peran PricewaterhouseCoopers (PwC), sebuah firma audit internasional, dalam kasus penipuan keuangan yang melibatkan raksasa properti China, Evergrande Group. Kasus ini mencuat setelah dugaan bahwa Evergrande dan pendirinya telah menggelembungkan pendapatan perusahaan sebesar US$78 miliar atau sekitar Rp1.200 triliun dalam periode 2019-2020.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (22/03), pihak berwenang China telah menghubungi beberapa mantan akuntan PwC yang terlibat dalam proses audit Evergrande. Investigasi ini merupakan bagian dari upaya regulator untuk memeriksa apakah ada kesalahan atau kelalaian dalam audit yang dilakukan oleh PwC terhadap Evergrande.
Baca juga:
Audit Internal Pengendalian dan Kepatuhan
|
Menurut beberapa sumber, belum diketahui apakah auditor yang terlibat dalam proses audit juga akan dikenakan sanksi oleh otoritas China. PwC sendiri menolak memberikan komentar terkait investigasi yang sedang dilakukan.
Sebelumnya, regulator sekuritas China telah menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap pimpinan Evergrande. Pendiri Evergrande, Hui Ka Yan, telah didenda besar dan dilarang beraktivitas di pasar modal China seumur hidup sebagai akibat dari perannya dalam kasus penipuan tersebut.
Baca juga:
Akuntan Publik: Audit Laporan Keuangan
|
Penipuan yang dilakukan oleh Evergrande ini menjadi salah satu skandal keuangan terbesar di dunia, dengan nilai yang lebih tinggi daripada skandal Enron di Amerika Serikat pada tahun 2001. Evergrande sendiri mengalami gagal bayar utang pada tahun 2021, yang seiring dengan krisis properti parah yang sedang dihadapi oleh China selama beberapa tahun terakhir.
Sumber :
[1] China Selidiki Peran PwC dalam Kasus Penipuan Rp1.200 Triliun Evergrande
[2] Palsukan Pendapatan Rp 1.200 T, Pengembang Ini Jadi Penipuan Terbesar China!
[3] China scrutinises PwC role in $78 bln Evergrande fraud case
[4] China examining PwC role in $105 billion Evergrande fraud case